GERBANGINFORMASI.COM, KESEHATAN - Pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1444 Hijriah pada Kamis (23/3/2023) kemarin. Selama sebulan ke depan, umat muslim akan menjalani ibadah puasa. Kelancaran puasa tak lepas dari fungsi tubuh yang tetap bugar dan terjaga.
Terkait itu, tak sedikit yang bertanya-tanya, sebenarnya harus minum berapa gelas air putih saat sahur agar kebutuhan air tetap tercukup meski berpuasa seharian ?
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sekaligus spesialis paru Prof Tjandra Yoga Aditama, SpP menjelaskan, konsumsi air putih yang dianjurkan adalah 8-10 gelas per hari, mulai dari buka puasa hingga sahur.
Air putih disarankan menjadi minuman pembuka pertama yang diikuti dengan konsumsi makanan manis lainnya seperti buah (kurma).
"Khusus untuk buah, akan baik kalau makan 1 kali (1 porsi) lagi setelah shalat tarawih atau menjelang tidur," sambungnya.
Sementara itu, menurut dokter gizi dr Christopher Adrian, M Gizi, SpGK dari RS Siloam TB Simatupang, jumlah konsumsi air putih selama puasa dihitung dari kebutuhan cairan harian. Kebutuhan cairan dihitung kurang lebih sekitar 30-40 ml per kilogram berat badan. Semakin besar berat badan seseorang, kebutuhan cairan semakin banyak. Oleh sebab itu, 8, 10, atau lebih jumlah gelas air putih dianjurkan, yang penting kebutuhan cairan masing-masing orang terpenuhi.
Di samping konsumsi air mencukupi, berikut tips-tips yang bisa diterapkan saat berpuasa agar kesehatan tubuh tetap terjaga:
1. Kombinasi Makanan Sahur dan Buka Puasa Harus Seimbang.
Menurut Prof Tjandra, menu sahur saat sahur dan buka puasa harus mengandung gizi seimbang. Menu ini terdiri dari karbohidrat, protein, sayur, dan buah-buahan (serat).
"Hindarilah makan makanan yang terlalu asin dan juga tinggi lemak setiap hari," kata Prof Tjandra dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (22/3/2023).
2. Olahraga
Olahraga dan aktivitas fisik lainnya tetap harus dilakukan selama puasa. Namun, jenis aktivitas, pemilihan waktu olahraga, dan intensitasnya harus disesuaikan dengan kondisi tubuh.
"Yang pasti, olahraga tetap perlu kita lakukan selama sebulan Ramadhan tahun ini," ungkap Prof Tjandra.
3. Hentikan Kebiasaan Merokok
Prof Tjandra menyarankan untuk berhenti merokok selama puasa. Jika berlangsung dengan baik, kebiasaan ini mungkin akan lepas setelah bulan Ramadan usai.
"Salah satu langkah awal yang jelas bermanfaat bagi kesehatan adalah jangan menghisap rokok saat berbuka, atau waktu puasa, dan waktu sahur," ujar Prof Tjandra.
4. Kontrol Kesehatan ke Dokter
Kontrol kesehatan diperlukan selama puasa, terlebih bagi orang yang mengidap penyakit tidak menular. Pengidap hipertensi melakukan kontrol tekanan darah tinggi secara rutin. Pengidap diabetes pun memeriksakan gula darahnya.
"Kenali pula gejala awal serta kemungkinan tanda-tanda kegawatdaruratan dari penyakit yang mungkin terjadi," terangnya.
5. Konsumsi Obat-obatan Rutin
Bagi orang yang mengonsumsi obat-obatan rutin, seperti hipertensi, kolesterol, pengencer darah, asma, diabetes, dan penyakit paru obstruktif (PPOK) perlu melakukan penyesuaian jam minum obat. Waktu konsumsi obat saat berbuka puasa, sebelum tidur, dan sahur.
"Tentu yang terbaik kalau obat 2 kali sehari, maka konsumsi setiap sekitar 12 jam, atau katakanlah pada waktu buka dan sahur yang jaraknya sekitar 10 jam," kata Prof Tjandra.
"Sementara itu, kalau 3 kali sehari maka idealnya memang setiap sekitar 8 jam sekali. Hanya kalau di bulan Ramadan mungkin dapat sedikit dimodifikasi menjadi minum ketika buka, sebelum tidur dan saat sahur. Untuk ini perlu konsultasi dengan petugas kesehatan agar disesuaikan dengan obat yang diperlukan," lanjutnya.
6. Tetap Jaga Kebersihan Diri
Prof Tjandra menganjurkan untuk selalu berperilaku hidup bersih dan sehat dalam segala aspek selama bulan Ramadan. Kesehatan harus menjadi prioritas setiap orang.
"Ingatlah bahwa kesehatan adalah anugerah yang amat besar dari Allah SWT yang perlu selalu kita jaga," pungkasnya.
Selain itu, berikut tips lainnya untuk menjaga tubuh tetap bugar dikutip dari Esquire.
7. Manfaatkan Puasa untuk Pemulihan nutrisi
Perkenalkan sumber makanan baru ke dalam diet selama sebulan. Bulan Ramadan bisa sangat bermanfaat bagi pemenuhan nutrisi. Jika tidak bisa makan apa pun di siang hari, maka sudah tiga perempat cara untuk berhenti dari makanan negatif, misalnya gorengan atau fast food.
8. Rencanakan Menu Sahur dan Buka Puasa
Ketika lapar dan ingin berbuka puasa, kita perlu berhati-hati. Sepiring makanan berminyak di depan mata akan menjadi pilihan yang lebih mudah daripada memasak makanan terlebih dulu. Rencanakan menu makanan berat untuk menghindari 'kebablasan' mengonsumsi yang tidak sehat.
9. Hindari Kafein
Sahur adalah waktu di mana orang sangat lelah. Secangkir kopi kerap menjadi godaan sebagai menu sahur. Namun, kafein bersifat diuretik yang akan membuat frekuensi buang air kecil lebih banyak. Kopi tidak menawarkan hidrasi apa pun daripada air putih. Akibatnya, kafein membuat dehidrasi bertambah parah ketika berpuasa. (*)
Sumber : Detik.com
Social Header