GERBANGINFORMASI.COM, JAMBI - Seminar dan diskusi yang digelar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Jambi pada Senin (22/9) tidak hanya membahas Digital Marketing, SEO, dan kecerdasan buatan (AI), namun juga mengangkat tema penting mengenai manfaat pembangunan jalan khusus batu bara di Jambi.
Diskusi yang dipandu oleh Pirma Satria, Pemred Jambi Ekspres sekaligus Sekretaris SMSI Jambi, menghadirkan narasumber dari pemerintah dan pelaku usaha tambang. Hadir dalam acara tersebut Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jambi, Johansyah, serta Direktur Utama PT Sinar Anugerah Sukses (PT SAS), Ridony Gurning.
Johansyah menyampaikan bahwa ada tiga perusahaan yang berkomitmen membangun jalan khusus batu bara di Jambi, yakni PT SAS sepanjang 108 kilometer, PT Putra Bulian Properti (PT PBP) sepanjang 105 kilometer, dan PT Inti Bangun Sarana (IBS) sepanjang 101 kilometer.
"Pembangunan ini membutuhkan dana besar, lebih dari Rp 4 triliun, sehingga pemerintah tidak bisa mengandalkan APBD saja dan harus melibatkan swasta," ujarnya.
Dia juga menyoroti dampak negatif jika jalan khusus ini terlambat atau tidak selesai, seperti penurunan Dana Bagi Hasil (DBH) Minerba akibat produksi batu bara yang tidak mencapai target, kerusakan infrastruktur jalan umum, tingginya angka kecelakaan, serta keresahan sosial dan ekonomi di masyarakat.
Saat ini, menurut Johansyah, dua perusahaan yakni PT IBS dan PT SAS menunjukkan progres signifikan dengan izin yang sudah didapatkan. Namun, PT PBP masih menghadapi sejumlah kendala, termasuk masalah pembebasan lahan.
Direktur Utama PT SAS, Ridony Gurning, menegaskan komitmen perusahaannya untuk menyelesaikan pembangunan jalan khusus sepanjang 108 kilometer dari Sarolangun hingga Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
Meskipun menghadapi beberapa kendala sejak mendapat izin pada 2015, Ridony mengatakan bahwa di bawah manajemen saat ini progres jalan khusus terus berjalan positif.
“Prinsip kami adalah membangun jalur logistik sendiri agar tidak menumpang di jalan umum dan mengganggu angkutan lain seperti hasil pertanian dan perkebunan,” jelas Ridony.
Ridony juga menegaskan bahwa PT SAS telah menerapkan teknologi ramah lingkungan, seperti memindahkan proses crushing batu bara ke area tambang yang jauh dari permukiman untuk mengurangi debu dan kebisingan. Mengenai penghentian pekerjaan underpass di Aur Kenali, Ridony menghormati keputusan Gubernur dan menunggu arahan lebih lanjut.
Ketua SMSI Jambi, Mukhtadi Putra Nusa, mengapresiasi kehadiran narasumber dalam diskusi ini meskipun ada isu penghentian aktivitas di Aur Kenali.
Ia berharap progres pembangunan jalan khusus dapat segera rampung dan menjadi pemacu investasi berkelanjutan di Provinsi Jambi. (*)
Social Header