Breaking News

Membentuk Ketangguhan Kesehatan Mental Remaja Perempuan Generasi Gen Z

 

GERBANGINFORMASI.COM, MUARO JAMBI - Generasi Z, yang lahir pada rentang 1995–2010, tumbuh sebagai generasi pertama yang sepenuhnya akrab dengan dunia digital. Keterhubungan mereka dengan teknologi membawa berbagai keuntungan, mulai dari akses informasi yang luas hingga tumbuhnya nilai keterbukaan dan toleransi. Namun, dinamika tersebut juga menghadirkan tantangan baru, terutama bagi remaja perempuan yang semakin rentan terhadap tekanan sosial, stigma, serta persoalan kesehatan mental.

Fenomena media sosial, misalnya, membuat remaja perempuan mudah terpapar budaya flexing, standar kecantikan yang tidak realistis, hingga tuntutan pencapaian yang tinggi. Berbagai tekanan itu dapat memicu kecemasan, stres, bahkan gejala depresi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sekitar 20–25 persen perempuan di dunia mengalami gangguan kesehatan mental setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Di Indonesia, penelitian terkini menunjukkan mahasiswa perempuan Generasi Z menghadapi risiko lebih besar terhadap dampak negatif media sosial dan norma sosial terkait citra tubuh (Izzati, 2023). Sementara itu, laporan UNICEF menyebutkan 4 dari 10 Gen Z masih merasakan stigma ketika berbicara mengenai kesehatan mental. Hanya 55 persen yang merasa mekanisme koping mereka efektif menghadapi tekanan.

“Remaja perempuan hari ini hidup pada masa yang serba cepat, penuh perubahan, dan diwarnai arus informasi tanpa henti,” ujar salah satu peneliti perkembangan generasi, Lim (2025). “Tanpa ketangguhan mental, tekanan tersebut dapat menumpuk dan berpengaruh pada kesehatan jangka panjang.”

Strategi Membangun Ketangguhan

Berbagai penelitian menunjukkan ketangguhan (resilience) dapat menjadi pelindung penting bagi remaja perempuan. Beberapa strategi berikut dinilai efektif:

1. Pengembangan kesadaran diri

Kemampuan mengenali pola pikir, memahami emosi, dan mengelola proses berpikir—atau metakognisi—berperan besar dalam mencegah gejala depresi. Studi menunjukkan metakognisi justru lebih protektif pada perempuan dibandingkan laki-laki. Dengan mengenali pikiran negatif dan menggantinya dengan sudut pandang yang lebih sehat, remaja perempuan dapat membangun optimisme dan daya lenting mental.

2. Dukungan sosial dari keluarga dan lingkungan

Ketangguhan tidak hanya dibentuk oleh individu, tetapi juga oleh dukungan sosial yang kuat. Kehadiran keluarga, teman sebaya, sekolah, dan komunitas yang menyediakan ruang aman untuk berbagi dapat mengurangi risiko tekanan mental. Penelitian menunjukkan bahwa relasi positif dengan pengasuh dan lingkungan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup remaja.

3. Pengelolaan stres melalui kegiatan adaptif

UNICEF mencatat aktivitas seperti mindfulness, olahraga, hingga kelompok dukungan sebaya menjadi metode yang paling efektif bagi Gen Z dalam menjaga kesehatan mental. Program regulasi emosi dan pelatihan ketenangan diri pun kini mulai banyak diintegrasikan dalam kegiatan sekolah maupun komunitas.

4. Literasi kesehatan mental dan pengurangan stigma

Sebagian besar Gen Z masih belum mengetahui akses layanan kesehatan mental. Karena itu, pendidikan yang secara langsung membahas kesehatan mental, resiliensi, dan cara mencari pertolongan sangat diperlukan. Pelatihan bagi guru dan konselor sekolah juga menjadi bagian penting dalam upaya memerangi stigma.

5. Penguatan identitas positif dan harapan masa depan

Meski menghadapi berbagai tantangan, 60 persen Gen Z mengaku tetap optimistis dan ingin berkontribusi bagi masa depan yang lebih baik. Remaja perempuan perlu diberi ruang untuk menemukan nilai, minat, serta tujuan hidup mereka sendiri. Identitas positif dan rasa kendali atas masa depan terbukti memperkuat ketangguhan dalam menghadapi tekanan.

Investasi untuk Masa Depan Perempuan

Upaya membentuk ketangguhan mental bagi remaja perempuan Generasi Z bukanlah proses instan. Ini memerlukan kolaborasi jangka panjang antara keluarga, sekolah, institusi kesehatan, pemerintah, dan masyarakat. Dengan memperkuat kesadaran diri, memberikan dukungan sosial, serta meningkatkan literasi kesehatan mental, remaja perempuan diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi berkembang di tengah tantangan zaman yang terus berubah.

Investasi dalam ketangguhan mental perempuan muda menjadi langkah strategis untuk menciptakan generasi masa depan yang lebih sehat, percaya diri, dan berdaya. (*)


© Copyright 2024 - Gerbanginformasi.com